Senin, 14 November 2011

Wall


     I back.., masih dengan kondisiku yang sama.., sama buruknya. Di note ku kali ini, aku lagi pengan ngebahas soal tembok. Bukan karena mukaku ini tebel kayak tembok, bukan! Tapi karena aku mendapat filosofi setelah melakukan penelitian yang sangat tidak ilmiah tentang tembok *ngeraba-raba, ngendus-ngendus, njilat-jilat, dan nempel-nempel di tembok.


     Semua orang juga tau tembok itu apa. Apa hayo? Tembok adalah SEKAT yang dibuat dengan tumpukan bata yang di rekatkan menggunakan campuran semen, pasir dan air *jiwa tukang bangunan mulai bersemi. Kalian pasti bertanya-tanya; ada apa gerangan Puput mengaktifkan tombol Caps Lock saat menulis kata SEKAT? Mengapa harus Sekat mengapa tidak Bata, atau Semen, atau Pasir, atau Air. Mengapa? Dan Mengapa pertanyaan dalam benak pembacanya harus di Bold? Mengapa tidak di underline atau di Italic saja? *dilemparin sandal sama pembaca. Well,  kenapa aku mengaktifkan Caps Lock saat menulis sekat? Karena sekat itu special buatku. Dia selalu mengerti dan ada di sisiku *mulai ngelantur lagi.
Oke kali ini serius.
OKE KALI INI SERIUS!
*sengaja di gedein biar terasa dramatisnya (inspired by: Poconggg) 

Sekat itu adalah sesuatu yang dijadikan pembatas jarak antara dua hal, dan saat ini aku ngerasain betapa nggak enaknya jadi sekat itu. Semua orang benci sekat! Karena sekat membuat segala sesuatu jadi terbatas. Kalian tau kenapa Tembok Berlin di hancurin? Gak tau? Cari sendiri di buku Sejarah! Kalian tau kenapa Tembok Cina bisa dibangun sebesar itu? Gak tau? Sama aku juga gak tahu! Kalian tau kenapa aku bilang jadi sekat itu gak enak? Karena aku merasakannya dan itu sangat menyakitkan! *ngomong pake gaya putis di depan kamar kos.
What kamu lagi patah hati Put?
Ya, aku patah hati.
Lho, bukannya kamu masih jomblo Put?
Ya, aku masih jomblo.
Serius? kamu beneran lagi patah hati padahal masih jomblo Put?
IYA AKU LAGI PATAH HATI PADAHAL MASIH JOMBLO!! *emosi.  Ngamuk-ngamuk sambil ngerobek-robek baju dan gali tanah.
M.E.N.Y.E.D.I.H.K.A.N
*ngambil kapak di gudang ibu kos.

Saat ini aku lagi tertarik, tolong di garis bawahi kata itu!
Saat ini aku lagi tertarik, tolong di garis bawahi kata itu . Bukan!! Kata tertarik maksudku.
Saat ini aku lagi tertarik sama seseorang. No need to know siapa dia, karena aku sendiri masih ragu sama perasaan ini. Dia baik, menyenangkan, and the most important is aku merasa nyaman saat dia ada. Nyaman untuk jadi aku yang sebenarnya dan gak ada keinginan untuk sembunyi. Dia juga selalu rela untuk dijadikan sandaran saat aku lagi lelah dengan dinamika kehidupan yang selalu berubah-ubah. Ibarat pepatah “Bagai air di daun talas” *Lho?. Awalnya aku berfikir bahwa dia memang datang untuk kujadikan sandaran, tapi lambat laun aku sadar bahwa sesungguhnya aku lah yang tiba-tiba hadir dan berusaha menjadi sekat antara dia dan seseorang yang sepertinya dianggap spesial. Aku mulai sadar saat dia perlahan menunjukkan bahwa dia lelah dijadikan sandaran *ya, badanku berat, aku tahu itu. 

Aku seneng karena dia bisa menemukan orang yang membuat dia nyaman *padahal mewek ngeliat mereka dua-duaan. Tapi gak bisa dipungkiri bahwa aku juga ngerasa….mengenaskan. Sebelum dia dan orang spesialnya itu kehilangan kesabaran pada si tembok dan mulai menghancurkannya, aku rasa ada baiknya si tembok yang berinisiatif terlabih dahulu untuk berusaha hilang dan membuat sekat antara dua orang itu tak ada. Dan sekarang aku berusaha untuk menjadi pintu yang akan menjadi penghubung antara jarak yang ada di antara mereka.
m.put_saraswathy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar